Monday, June 20, 2016

Melakukan pekerjaan yang membosankan dapat membuat otak tumpul




Bila Anda sering merasa bosan dan tak puas dengan pekerjaan saat ini yang rasanya tak menantang, maka ada baiknya untuk mencari kerja lain. Alasannya karena hal tersebut dapat memengaruhi kesehatan secara mental dan fisik.

Dari segi kesehatan mental studi sebelumnya telah membuktikan bahwa pekerjaan berkualitas rendah dapat membuat seseorang lebih rentan terkena stres, kecemasan, dan emosi negatif lainnya. Sementara itu dari segi kesehatan fisik ada studi terbaru yang menunjukkan bahwa otak juga bisa terpengaruh.

Pemimpin studi dr Joseph Grzywacz dari Florida State University mengatakan bahwa pekerjaan yang dirasa 'membosankan' atau kompleksitasnya rendah memberikan stimulasi yang minim untuk otak. Akibatnya dalam jangka panjang hal ini bisa mendorong penurunan fungsi kognitif otak.

dr Joseph membuktikannya dengan melihat data 5.000 pekerja di Amerika Serikat. Masing-masing partisipan diukur kemampuan kognitif dan kualitas tempat kerjanya lalu dicocokan kembali setelah beberapa waktu.

Hasilnya partisipan dengan pekerjaan kompleks, ditandai dengan kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah baru dan belajar kemampuan baru, memiliki kemampuan kognitif otak yang lebih baik.

"Isu praktisnya di sini adalah penurunan fungsi kognitif berkaitan dengan penuaan dan juga pemikiran 'bila Anda tak sering memakai (otak -red), maka Anda akan mulai kehilangannya,'" kata dr Joseph seperti dikutip dari Daily Mail pada Senin (20/6/2016).

Selain masalah stimulasi, dr Joseph dalam laporannya di jurnal Occupational and Environmental Medicine juga menemukan lingkungan kerja yang kotor dapat berpengaruh juga. Diduga ada kaitan dengan paparan terhadap partikel tertentu yang bisa menurunkan fungsi otak.

"Psikologis mungkin bilang otak adalah otot oleh karena itu bila tak sering dipakai maka akan menyusut. Sementara itu ahli sanitasi mungkin akan menunjuk beberapa senyawa kimia di lingkungan kerja yang membuat fungsi otak turun," lanjut dr Joseph.

"Kami menunjukkan bahwa keduanya bisa berpengaruh pada fungsi kognitif orang dewasa," pungkas dr Joseph.

No comments: