Sebuah penelitian baru di Selandia Baru menunjukkan korelasi tekstur makanan dengan rasa kenyang. Makanan dengan lebih bertekstur membuat otak berpikir kenyang lebih cepat.
Cara terbaru dalam menanggulangi obesitas mungkin bukan melihat dari seberapa banyak seseorang makan. Tapi dari tekstur makanannya.
Sebuah penelitian pertama di dunia dari Universitas Auckland menyebut bahwa makanan dengan "kompleksitas tekstur" lebih tinggi membuat otak berpikir perut sudah kenyang secara lebih cepat, lapor Stuff.co.nz(19/06).
Sampai saat ini, banyak yang meyakini satu-satunya kaitan antara tekstur dan perasaan kenyang adalah makanan bertekstur membuat lebih lama dikunyah. Semakin lama Anda makan, maka makin sedikit makanan yang masuk ke perut sebelum timbul perasaan kenyang.
Tapi kini penelitian selama tiga tahun yang dipimpin Professor Bryony James telah menunjukkan bahwa tekstur memang memiliki efek berbeda pada otak.
"Kami memiliki hipotesis bahwa jika seseorang makan sesuatu yang memiliki banyak tekstur berbeda, otak akan mendapatkan banyak sesansi berbeda. Otak Anda akan berpikir,'Oh, renyah! Oh, kenyal! Oh, licin! Sehingga otak akan berpikir Anda telah makan semua jenis makanan berbeda ini. Dan Anda akan sedikit membodohi sistem," ungkap James, seperti dilansir dariStuff.co.nz.
Untuk menguji teori tersebut, tim mengembangkan dua "makanan model" berbeda. Keduanya terbuat dari basis gelatingummy dan memiliki rasa, energi dan kalori yang sama. Tapi salah satunya diisi dengansunflower seed, chewy disk, poppy seed, danflour crisp. Sehingga menghasilkan sensasi renyah, garing, kenyal, berpasir dan "meleleh" pada saat bersamaan.
Partisipan diberi satu jenis makanan model, kemudian diperbolehkan makan sebanyak apapun pasta dan cake cokelat. Hasilnya, mereka yang diberi makanan lebih tinggi tekstur, secara signifikan makan lebih sedikit pasta dan cokelat dibanding kelompok lainnya. Rata-rata sebesar 156,6 gr.
"Ada banyak alasan kenapa orang makan lebih banyak atau sedikit, dan saya tidak mengklaim kami sudah menetapkan ini tapi kami senang dengan hasil ini. Untuk pertama kali dampak dari tekstur makanan pada kepuasan telah terbukti," ucap James.
James mengatakan bahwa penelitian ini bisa memiliki implikasi lebih luas dalam industri kesehatan.
"Meningkatkan kompleksitas tekstur pada banyak makanan olahan, terutama yang mengandung gula atau garam tinggi, bisa menjadi kunci dalam membantu kita makan lebih sedikit dengan membuat kita merasa kenyang lebih cepat," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment